|
Soichiro Honda, image by : google |
Sebelum memiliki pabrik sendiri dengan nama Honda, Soichiro Honda merupakan karyawan bengkel biasa yang memiliki keinginan keras untuk maju.
Soichiro Honda yang dulu pernah bekerja di Hart Shokai telah mempelajari ilmu-ilmu tentang dunia otomotif. Hingga akhirnya Honda memutuskan untuk membuka bengkel sendiri kecil-kecilan.
Kala itu pikirannya tertuju pada ring piston. Dia sangat ingin membuat ring piston dan memasarkannya ke pabrik-pabrik besar. Hingga akhirnya pada 1938, ring piston buatannya telah selesai dan dia mencoba untuk menawarkannya ke sejumlah pabrikan otomotif. Salah satunya adalah Toyota.
Sayang, saat itu Toyota menolak mentah-mentah piston yang dibuat oleh Honda. Toyota menganggap itu tidak memenuhi standar, tidak lentur dan tidak laku dijual. Ekspektasi besar terhadap piston itu dan hasil yang mengecewakan, membuat Honda jatuh sakit. Bahkan sakitnya sangat serius hingga membuatnya harus beristirahat total selama 2 bulan.
Kegagalan tersebut membuat dia ingin kuliah lagi untuk mendapatkan ilmu demi mewujudkan piston yang berkualitas. Karena dia terlahir dari keluarga yang miskin, dia kuliah setelah menjual perhiasan istrinya. Ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah langsung dipraktekkannya pada sore hari di rumah. Namun hal tersebut membuatnya keasikan hingga dia jarang kuliah. Akhirnya Honda dikeluarkan dari kampus.
Kegigihannya dalam mencari solusi dari permasalahannya memnag patut diacungi jempol. Honda akhir mampu membuat ring piston yang berkualitas baik dan produknya diterima oleh Toyota.