Tampilkan postingan dengan label BERITA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BERITA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 September 2015

Gunung Slamet Kembali Normal

Gunung Slamet dari Sirampok Brebes 2015

Pendakian ke puncak Gunung Slamet (3.428 m dpl) melalui jalur pendakian Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, akan segera dibuka kembali.
Pembukaan ini menyusul pemberitahuan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi dan Sumberdaya Mineral) yang menyatakan status Gunung Slamet diturunkan dari level II (Waspada) ke Level I (Normal) mulai tanggal 8 September 2015 pukul 17.00 WIB.

“Kami telah menerima pemberitahuan lisan melalui kontak telepon dengan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet PVMBG Pemalang, Sudrajat, yang menyatakan status Gunung Slamet sudah normal. Setelah ada pemberitahuan resmi melalui surat, tentu kami akan membuka kembali jalur pendakian ke Gunung Slamet,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si, yang dihubungi, Selasa (8/9) malam.

Dikatakan Prayitno, dengan pembukaan pendakian ke gunung Slamet, pihaknya akan menempatkan kembali satu orang petugas di pos Bambangan. Petugas sebelumnya yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) memilih mengundurkan diri dan menekuni usaha sendiri di Pekalongan.
“Sejak 1 April 2015, seorang petugas kami di Pos Bambangan mengundurkan diri dari PNS. Untuk sementara, pemantauan dilakukan oleh karyawan di Obyek Wisata Goa Lawa. Jika sudah dibuka kembali, kami akan menempatkan satu orang untuk memberikan pelayanan kepada para pendaki yang hendak ke puncak Gunung Slamet,” kata Prayitno.

Diakui Prayitno, animo untuk melakukan pendakian ke Gunung Slamet sangat besar. Sejak peringatan HUT RI bulan Agustus lalu, banyak pendaki yang berdatangan ke pos Bambangan. Karena statusnya masih waspada, maka pihak Dinbudparpora selaku pengelola pos pendakian Bambangan, tidak mengijinkan mereka untuk mendaki.

“Saat itu, kami tidak berani mengambil resiko untuk mengijinkan pendakian, kami tetap mengacu pada himbauan PVMBG demi keselamatan para pendaki,” kata Prayitno.
Prayitno mengungkapkan, dampak penutupan itu secara ekonomi tidak saja hanya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja, namun aktivitas ekonomi warga yang mengandalkan berjualan dari para pendaki juga tidak mendapat penghasilan apapun.

Biasanya, kedatangan para pendaki atau wisatawan akan membuat warung makan di sekitar pos Bambangan ramai. Begitu pula dengan penitipan kendaraan sepeda motor atau mobil.
“Praktis, warga yang biasanya berjualan makanan, sudah hampir satu tahun lebih tutup dan memilih untuk bertani dan sebagian lainnya bekerja serabutan,” ujarnya.

Dijelaskan Prayitno, pendakian Gunung Slamet mulai ditutup pada 10 Maret 2014. Saat itu PVMBG menaikan status gunung dari Level I (normal) ke level II (Waspada). Kemudian pada 30 April 2014 status gunung naik menjadi Level III (Siaga), dan pada 12 Mei 2014 diturunkan kembali menjadi Level II. Lagi-lagi pada 12 Agustus 2014 tingkat aktivitasGunung Slamet dinaikan kembali menjadi Level III. Status Gunung Slamet kembali ke Level II (Waspada) mulai 5 Januari 2015 hingga saat ini.

“Dengan penutupan sejak Maret 2014, praktis target PAD tahun itu sebesar 10 juta tidak terpenuhi. Sejak Januari 2014 hingga hari penutupan 10 Maret 2014, hanya mendapat pendapatan Rp. 3.424.000,-. atau setara dengan sekitar 856 pendaki yang naik para periode itu. Sementara target Rp 14 juta untuk tahun 2015 ini juga belum satu rupiahpun ada pemasukan,” katanya.

Sumber : Berita Jateng
0

Selasa, 11 Agustus 2015

Pendaki Semeru Asal Bogor Hilang

pic by : bromoeastjava.com
MALANG - Daniel Saroha (31) seorang pendaki asal Bogor, Jawa Barat dilaporkan hilang saat turun dari puncak Mahameru (Gunung Semeru), Selasa (11/8/2015) sore. Pendaki ini beralamat di Kampung Bojong Jengkol, RT 02 RW 10, Desa Cilebut Barat, Bogor.

Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, survivor tersebut mendaki gunung setinggi 3.676 meter dpl ini bersama rombongannya. Ada 21 orang yang ada di dalam rombongan tersebut.

Selanjutnya, pada Senin, 10 Agustus 2015 dini hari naik ke puncak Mahameru. Setelah beranjak siang, mereka turun. "Terakhir terlihat pukul 11.00 WIB di batas vegetasi terakhir," ujar Ayu Dewi Utari.

Teman-temannya menunggu hingga pukul 14.00 WIB tidak juga muncul. Lalu mereka turun ke Kalimati minta bantuan porter dan saver. Pencarian dilanjutkan lagi di sekitar Arcopodo, tapi belum juga berhasil menemukan survivor.

Rombongan kemudian memutuskan turun semua, dua orang turun lebih dulu dan melapor ke Kantor Resort Ranupane, pada Selasa, (11/8/2015) pukul 15.00 WIB.

Mendapat laporan, petugas lalu mengirimkan tim advance yang pertama ke atas. Rencananya, Rabu 12 Agustus 2015 pagi akan diturunkan tim advance yang kedua.


source : sindonews.com
0

Minggu, 02 Agustus 2015

Jalur Gunung Slamet masih ditutup

Gunung Slamet (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Purbalingga (02 Agustus 2015) - Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga hingga saat ini masih menutup jalur pendakian Gunung Slamet di Pos Bambangan karena gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih berstatus "Waspada".

"Kami akui banyak wisatawan atau pendaki yang ingin mendaki ke puncak Gunung Slamet dan mereka pun telah mendatangi Pos Pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Prayitno di Purbalingga, Selasa.

Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tetap tidak melayani penjualan tiket pendakian dan melarang mereka mendaki Gunung Slamet yang masih berstatus "Waspada".

Menurut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung, Jawa Barat.

"Status Gunung Slamet memang sudah diturunkan dari Siaga menjadi Waspada namun masih berbahaya untuk pendakian karena radius bahayanya masih mencapai 2 kilometer dari puncak. Oleh karena itu, kami tetap menutup jalur pendakian melalui Pos Bambangan," jelasnya.

Meskipun jalur pendakian Pos Bambangan masih ditutup, dia mengatakan bahwa empat pendaki dilaporkan nekat mendaki Gunung Slamet melalui jalur pendakian di Kabupaten Tegal beberapa waktu lalu.

Menurut dia, keempat pendaki tersebut selanjutnya turun melalui Pos Bambangan di Purbalingga.

"Kami berupaya mematuhi rekomendasi PVMBG dengan tetap menutup jalur pendakian hingga kondisi Gunung Slamet benar-benar aman meskipun hal itu berdampak pada penurunan pendapatan sektor pariwisata Purbalingga khususnya dari Gunung Slamet," katanya.

Ia mengharapkan aktivitas Gunung Slamet kembali normal atau diturunkan dari "Waspada" menjadi "Aktif Normal" sehingga aman untuk pendakian dan bisa memberikan pemasukan bagi sektor pariwisata Purbalingga.

Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, kembali mengalami peningkatan aktivitas setelah lima tahun "tertidur" sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status gunung tertinggi di Jateng itu menjadi "Waspada" pada tanggal 10 Maret 2014.

Setelah menunjukkan penurunan aktivitas cukup lama, PVMBG pada 5 Januari 2015 menurunkan status Gunung Slamet dari "Siaga" menjadi "Waspada" namun pendakian tetap dilarang karena radius bahayanya masih mencapai 2 kilometer dari puncak.
Editor: Desy Saputra
Sumber : ANTARA
0
Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Coupons

Popular Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Banner

Banner

About Us

Lorem ipsum dolor sit amet, vel vidit reque iisque at, te altera theophrastus qui. Mei et dicant vocibus dignissim.

Random Posts

Banner

Banner

Blogroll

Most Trending

Contact us